Kamis, 03 November 2011

ETIKA BISNIS (SOFTSKILL) - TUGAS 1

                                                                                 BEKASI, 04 NOVEMBER 2011

NAMA                       : HUSNIA ALFAINI
KELAS                      : 4EA10
NPM                           : 10208600
MATA KULIAH      : ETIKA BISNIS (SOFTSKILL) - TUGAS

PENGERTIAN ETIKA

Pengertian Etika (Etimologi) , berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom) . Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam  bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau
cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan
menghindari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama
pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral
atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu:
 Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su).
 Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak. Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang pembahasan Etika, sebagai berikut:
 Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.
 Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.
Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya; antara lain:
1.Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak (The principles of morality, including the science of good and the nature of the right)
2.Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particular class of human actions)
3.Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The science of human character in its ideal state, and moral principles as of an individual)
4.Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty)

ETIKA DALAM SEHARI –HARI

Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral(mores). Manusia disebut etis, ialah manusia secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihaky a n g lainnya, antara rohani dengan jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua macam etika (Keraf: 1991: 23), sebagai berikut:

Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku
manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai
sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta
secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu
fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Dapat
disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai
dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.

Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya
dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan
tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-
norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan meng-
hindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati
dan berlaku di masyarakat.

etika, etis, etiket, tata krama dalam pergaulan sosial atau bermasyarakat,
sebagai nilai aturan yang telah disepakati bersama, dihormati, wajib dipatuhi
dan ditaati.

Norma moral tersebut tidak akan dipakai untuk menilai seorang dokter ketika
mengobati pasiennya, atau dosen dalam menyampaikan materi kuliah terhadap
para mahasiswanya, melainkan untuk menilai bagaimana sebagai profesional
tersebut menjalankan tugas dan kewajibannya dengan baik sebagai manusia yang
berbudi luhur, juiur, bermoral, penuh integritas dan bertanggung jawab.Terlepas
dari mereka sebagai profesional tersebut jitu atau tidak dalam memberikan obat
sebagai penyembuhnya, atau metodologi dan keterampilan dalam memberikan
bahan kuliah dengan tepat. Dalam hal ini yang ditekankan adalah “sikap atau
perilaku” mereka dalam menjalankan tugas dan fungsi sebagai profesional yang
diembannya untuk saling menghargai sesama atau kehidupan manusia.

Pada akhirnya nilai moral, etika, kode perilaku dan kode etik standard profesi
adalah memberikan jalan, pedoman, tolok ukur dan acuan untuk mengambil
keputusan tentang tindakan apa yang akan dilakukan dalam berbagai situasi dan
kondisi tertentu dalam memberikan pelayanan profesi atau keahliannya masing-
masing. Pengambilan keputusan etis atau etik, merupakan aspek kompetensi dari
perilaku moral sebagai seorang profesional yang telah memperhitungkan
konsekuensinya, secara matang baik-buruknya akibat yang ditimbulkan dari
tindakannya itu secara obyektif, dan sekaligus memiliki tanggung jawab atau
integritas yang tinggi. Kode etik profesi dibentuk dan disepakati oleh para
profesional tersebut bukanlah ditujukan untuk melindungi kepentingan individual
(subyektif), tetapi lebih ditekankan kepada kepentingan yang lebih luas (obyektif).

Etiket
Pengertian etiket dan etika sering dicampuradukkan, padahal kedua istilah tersebut terdapat arti yang berbeda, walaupun ada persamaannya. Istilah etika sebagaimana dijelaskan sebelumnya adalah berkaitan dengan moral (mores), sedangkan kata etiket adalah berkaitan dengan nilai sopan santun, tata krama dalam pergaulan formal. Persamaannya adalah mengenai perilaku manusia secara normatif yang etis. Artinya memberikan pedoman atau norma-norma tertentu yaitu bagaimana seharusnya seseorang itu melakukan perbuatan dan tidak melakukan sesuatu perbuatan.

Istilah etiket berasal dari Et iq u e tt e (Perancis) yang berarti dari awal suatu kartu undangan yang biasanya dipergunakan semasa raja-raja di Perancis mengadakan pertemuan resmi, pesta dan resepsi untuk kalangan para elite kerajaan atau bangsawan.

Dalam pertemuan tersebut telah ditentukan atau disepakati berbagai peraturan atau tata krama yang harus dipatuhi, seperti cara berpakaian (tata busana), cara duduk, cara bersalaman, cara berbicara, dan cara bertamu dengan sikap serta perilaku yang penuh sopan santun dalam pergaulan formal atau resmi. Definisi etiket, menurut para pakar ada beberapa pengertian, yaitu merupakan kumpulan tata cara dan sikap baik dalam pergaulan antar manusia yang beradab.

Pendapat lain mengatakan bahwa etiket adalah tata aturan sopan santun yang disetujui oleh masyarakat tertentu dan menjadi norma serta panutan dalam bertingkah laku sebagai anggota masyarakat yang baik dan menyenangkan. Menurut K. Bertens, dalam buku berjudul Etika, 1994. yaitu selain ada persamaannya, dan juga ada empat perbedaan antara etika dan etiket, yaitu secara umumnya sebagai berikut:

1.Etika adalah niat,
apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak sesuai pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya. Etiket adalah menetapkan cara, untuk melakukan perbuatan benar sesuai dengan yang diharapkan.

2.Etika adalah nurani (bathiniah),
bagaimana harus bersikap etis dan baik yang sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya. Etiket adalah formalitas (lahiriah), tampak dari sikap luarnya penuh dengan sopan santun dan kebaikan.

3.Etika bersifat absolut,
artinya tidak dapat ditawar-tawar lagi, kalau  perbuatan baik mendapat pujian dan yang salah harus mendapatsanksi. Etiket bersifat relatif, yaitu yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan daerah tertentu, tetapi belum tentu di tempat daerah lainnya.

4.Etika berlakunya,
tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain yang  hadir. Etiket hanya berlaku, jika ada orang lain yang hadir, dan jika tidak ada orang lain maka etiket itu tidak berlaku.

ETIKA DALAM DUNIA BISNIS

Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.

Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Mengapa ?

Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah
1. Pengendalian diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang "etis".

2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang berlipat ganda. Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya.

3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.

4. Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.

5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan"
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.

6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.

7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.

8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.

9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada "oknum", baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan "kecurangan" demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan "gugur" satu semi satu.

10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.

11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan
Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah.

Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini.

Dengan adanya moral dan etika dalam dunia bisnis serta kesadaran semua pihak untuk melaksanakannya, kita yakin jurang itu akan dapat diatasi, serta optimis salah satu kendala dalam menghadapi tahun 2000 dapat diatasi.
Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik. Langkah apa yang harus ditempuh? Didalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi pencapaian suatu tujuan. Kalau sudah demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi.

Terjadinya perbuatan tercela dalam dunia bisnis tampaknya tidak menampakan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari semakin meningkat. Tindakan mark up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap merupakan segelintir contoh pengabdian para pengusaha terhadap etika bisnis.

Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnis yang dijalankan. Etika bisnis sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain.

Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung.

Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan hubungan usaha dengan pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang.

Salah satu contoh yang selanjutnya menjadi masalah bagi pemerintah dan dunia usaha adalah masih adanya pelanggaran terhadap upah buruh. Hal lni menyebabkan beberapa produk nasional terkena batasan di pasar internasional. Contoh lain adalah produk-produk hasil hutan yang mendapat protes keras karena pengusaha Indonesia dinilai tidak memperhatikan kelangsungan sumber alam yang sangat berharga.

TEORI ETIKA

Dua teori etika yaitu :

a. Etika Teleologi

dari kata Yunani, telos = tujuan, Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Dua aliran etika teleologi :
– Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri.
– Utilitarianisme
berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.

Contoh : kewajiban untuk menepati janji

b. Deontologi

Dalam pemahaman teori Deontologi memang terkesan berbeda dengan Utilitarisme. Jika dalam Utilitarisme menggantungkan moralitas perbuatan pada konsekuensi, maka dalam Deontologi benar-benar melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi perbuatan. ”Deontologi” ( Deontology ) berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu : deon yang artinya adalah kewajiban. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik. Di sini kita tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik, karena dalam Teori Deontologi kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan.
Contoh : kita tidak boleh mencuri, berbohong kepada orang lain melalui ucapan dan perbuatan.

SUMBER :

Minggu, 11 September 2011

Biodata Personil Cherry Belle GirlBand Indonesia

Profile personile Cherrybelle - Biodata Foto personile Cherry Belle. Cherrybelle (ChiBi) merupakan Girlband terbaru Indonesia yang beranggotakan 9 cewek-cewek cantik, seperti halnya Girlband 7 Icons. Awal mula kemunculan Girlband terbaru Indonesia Cherry Belle “ChiBI” yaitu pada acara musik Inbox SCTV (18 Juni 2011) dengan menyanyikan single perdananya yang berjudul Delima. Cherry Belle terinspirasi dari video SNSD – Girl Generation dari Youtube. Cherry Belle dibentuk dari audisi yang diikuti 15-18 orang dan dilatih vokalnya selama satu bulan.
Nama Cherry Belle memiliki sebuah arti yaitu Cherry berarti Manis dan Belle berarti Cantik, sedangkan arti Chibi yang ditambahkan dibelakang anggota berarti kecil/lucu. Gaya nge-dance yang lebih powerfull dan variatif serta karakter vocal yang kuat membuat Cherry Belle diharapkan menjadi sebuah Grup musik Indonesia yang akan menginspirasi banyak remaja Indonesia.
Berikut adalah nama-nama personile Cherrybelle Chibi, biodata dan foto profil personile Cheryy Belle lengkap.

Biodata, Foto Profil Cherly ChiBi Cherry Belle

Nama Lengkap : Cherly Yuliana Aggraini
Nama Panggilan : Cherly
TTL : Pekanbaru, 21 Juli 1991
Tinggi : 160cm
Berat : 44kg
Hobby : Singing and dancing
Makanan Fav : Sushi
Angka Fav : Angka Ganjil
Warna Fav : Mejikuhibiniu (semua aja deh)
Tokoh Idola : Doraemon, Chibi Maruko-chan, Mario Bross, Angry Birds, Marsupilami
Spending time : Chitchat dengan orang terdekat, hunting restoran baru, twitter-an, karaoke, guling-gulingan di kasur

Biodata, Foto Profil Angel ChiBi Cherry Belle

Nama Lengkap : Margareth Angelina
Nama Panggilan : Angel
TTL : Jakarta, 5 Oktober 1990
Tinggi : 158cm
Berat : 42kg
Hobby : Dancing
Makanan Fav : Nasi goreng special
Angka Fav : 5
Warna Fav : Pink
Tokoh Idola : Doraemon
Spending time : Nonton film

Biodata, Foto Profile Anisa Cherrybelle ChiBi

Nama Lengkap : Anisa Rahma
Nama Panggilan : Anisa
TTL : Bandung, 12 Oktober 1990
Tinggi : 164cm
Berat : 46kg
Hobby : Nyanyi, dance, gambar, melihara kucing, traveling
Makanan Fav : Onde-onde, kepiting, cheese cake, bolu ketan hitam, kebab
Angka Fav : 12, 7, 4
Warna Fav : Merah, pink, ungu
Tokoh Idola : Shinchan, Garfield, Park Bom (2NE1), Yoona (snsd), Taeyang (BIGBANG)
Spending time : Main sama kucing, browsing, nonton dvd, jalan-jalan, makan, nyalon

Biodata, Foto Profile Christy ChiBi Cherry Belle

Nama Lengkap : Christy Saura Noela Unu
Nama Panggilan : Christy
TTL : Jakarta, 26 Desember 1990
Tinggi : 156cm
Berat : 40kg
Hobby : Nyanyi dimana aja, kapan aja
Makanan Fav : Bapaooooo
Angka Fav : 8
Warna Fav : Ungu
Tokoh Idola : Anne Hateway, Princess-princess yang ada di Disney, Barbie
Spending time : Iseng masak, nyoba-nyoba make up trus nyanyi-nyanyi di depan kaca (konser di kamar)

Biodata, Foto Profile Devi Cherry Belle ChiBi

Nama Lengkap : Devi Noviaty
Nama Panggilan : Devi
TTL : Bandar Lampung, 25 November 1987
Tinggi : 160cm
Berat : 42kg
Hobby : Nyanyi, travelling
Makanan Fav : Chinese Food, Sea Food
Angka Fav : 8, 9, 25
Warna Fav : Biru, hijau
Tokoh Idola : Mother Theresa
Spending time : Jalan-jalan wisata kuliner, nonton film, hangout bareng teman-teman

Biodata, Foto Profile Felly Cherry Belle ChiBi

Nama Lengkap : Yefani Filliang
Nama Panggilan : Felly
TTL : Jakarta, 21 Februari 1991
Tinggi : 156cm
Berat : 40kg (yess, udah turun lagi :p)
Hobby : Dance, nyanyi, jalan-jalan, foto-foto
Makanan Fav : Indomie, Fetuccini, Ayam rica-rica
Angka Fav : 8
Warna Fav : Merah
Tokoh Idola : Spongebob
Spending time : Becanda, jalan-jalan, isengin orang, tidur :p

Biodata, Foto Profile Gigi ChiBi Cherry Belle

Nama Lengkap : Brigitta Cynthia
Nama Panggilan : Gigi
TTL : Jakarta, 9 Juli 1993
Tinggi : 158cm
Berat : 42kg
Hobby : Dancing
Makanan Fav : Sushi
Angka Fav : 9
Warna Fav : Semua warna kecuali warna gelap
Tokoh Idola : Spongebob
Spending time : Latihan dance

Biodata, Foto Profile Auryn ChiBi Cherry Belle

Nama Lengkap : Jessyca Stefani Auryn
Nama Panggilan : Auryn / Ryn
TTL : Jakarta, 30 Januari 1993
Tinggi : 165cm
Berat : -
Hobby : Baca komik, maen game
Makanan Fav : French Fries, Fetuccini, Steak, Yoghurt, Papaya
Angka Fav : 9,6
Warna Fav : Black, white
Tokoh Idola : Gaara
Spending time : nge-gym, maen game, baca komik

Biodata, Foto Profile Wenda Cherry Belle ChiBi

Nama Lengkap : Sarwendah Tan  
Nama Panggilan : Wenda
TTL : Jakarta, 29 Agustus 1989
Tinggi : 165cm
Berat : 41kg
Hobby : Fashion, nail art, akting, masak, dance, nyanyi
Makanan Fav : Makanan pedas & manis
Angka Fav : 27
Warna Fav : Merah
Tokoh Idola : Hello Kitty
Spending time : Shopping, memanjakan & merawat diri, nail art, dengerin lagu



sumber : http://duniabaca.com/biodata-personil-cherrybelle-girlband-indonesia.html

Minggu, 15 Mei 2011

Bahasa Indonesia 2 (softskill) - Ringkasan dan Rangkuman


NAMA                        : HUSNIA ALFAINI
KELAS                       : 3EA10
NPM                           : 10208600
MATA KULIAH       : SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2

RINGKASAN DAN RANGKUMAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini, sangat dibutuhkan generasi muda yang berintelektual. Dengan maraknya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), menyebabkan kita dengansecara tidak langsung ikut serta dalam pengembangan negara untuk menjadikan negara yang lebih maju atau negara berkembang. Maka dari itu, kita harus meningkatkan generasi muda yang cinta akan membaca buku. Dengan begitu dapat meningkatkan pengetahuan, sehingga terciptanya generasi yang berintelek.
Salah satu solusi dalam hal ini adalah meningkatkan minat baca generasi dengan adanya pembuatan ikhtisar maupun rangkuman dan ringkasan dari sebuah buku atau karya ilmiah lainnya. Dengan adanya rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan mereka akan tertarik untuk membuat buku tanpa harus membaca terlebih dahulu isi dari kesimpulan buku atau karya ilmiah tersebut.
B. Permasalahan
Masalah yang kami bahas dalam makalah ini kami batasai sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan rangkuman rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan?
2. Apa tujuan dari merangkum dan meringkas suatu tulisan maupun buku?
3. Bagaimana tata cara merangkum dan meringkas dengan baik?
4. Apa saja persamaan dan perbedaan antara rangkuman (ikhtisar), ringkasan?

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Ringkasan dan Rangkuman (ikhtisar)
Ringkasan memiliki banyak pengertian, diantaranya ringkasan (Precis yang berarti memotong atau memangkas) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk singkat. Sedangkan menurut Asmi (2004), Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat. 
Ringkasan berasal dari bentuk dasar “ringkas” yang berarti singkat, pendek daribentuk yang panjang. Hal ini dipakai untuk mengatakan suatu bentuk karangan panjang yangdihadirkan dalam jumlah singkat. Suatu ringkasan disajikan dalam bentuk yang lebih pendek dari tulisan aslinya dengan berpedoman pada keutuhan topik dan gagasan yang ada di dalamtulisan aslinya yang panjang itu.
Rangkuman (ikhtisar) merupakan hasil kegiatan merangkum. Rangkuman (ikhtisar) dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan rangkuman (ikhtisar) nya (Djuharni, 2001). Rangkuman (ikhtisar) dapat pula diartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja.
Seorang yang membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan menulis dengan menggunakan kata yang dibuatnya sendiri. Jadi, ia tidak boleh memulai ringkasannya dengan kalimat seperti: “Dalam alinea/Dalam karangan ini pengarang berkata . . .” dsb. Ia harus langsung saja memulainya dengan meringkas kalimat-kalimat, alinea-alinea, bagian-bagiandan seterusnya.
A. Tujuan Membuat Ringkasan dan Rangkuman (ikhtisar)
Ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) dibuat untuk memendekkan sebuah karangan yang panjang. Seseorang yang akan membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) harusmemilah-milah mana gagasan utama dan gagasan tambahan. Karena tujuan ringkasan danrangkuman (ikhtisar) adalah memahami dan mengetahui isi dari sebuah buku, sehinggadiperlukan latihan-latihan untuk membimbing seseorang agar dapat membaca karangan dengan cepat. Jadi salah satu tujuan dari membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yaitu untuk membantu seseorang agar bisa membaca sebuah buku dalam waktu singkat dan menghemat waktu.
Seorang penulis ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) tidak akan membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang baik bila ia kurang teliti dalam membaca dan tidak dapat membeda-bedakan gagasan utama dan gagasan tambahan. Kemampuan dalam membedakan tingkat-tingkat gagasan itu akan membantunya untuk mengasah kemampuan dalam gayabahasa, dan menghindari pemakaian uraian panjang lebar yang mungkin masuk di dalamkarangan tersebut.
B. Cara Membuat Ringkasan dan rangkuman (ikhtisar)
Bagi mereka yang sudah terbiasa dalam membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar), biasanya tahu cara membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang baik. Tetapi disamping itu perlu untuk memberikan beberapa patokan sebagai pegangan, khususnya bagi mereka yang belum pernah melakukan itu atau baru untuk memulainya. Setelah terbiasa,mungkin beberapa patokan itu juga tidak akan diperlukan lagi.
Hal yang harus diperhatikan di dalam membuat rangkuman (ikhtisar) adalah penggunaanbahasa yang digunakan di dalam rangkuman (ikhtisar). Bahasa rangkuman (ikhtisar) harus berbeda dengan bahasa asli penulis buku yang dirangkum. Akan tetapi, bahasa rangkuman (ikhtisar) yangdibuat bertolak dari ide pokok pengarang yang tertuang dalam setiap paragraf atau bacaan. Dengan demikian, jika akan merangkum uraian pengarang dari suatu paragraf, penulis terlebih dahulu perlu menemukan ide pokok yang terdapat di dalam paragraf tersebut, kemudian diungkap ulang denganmenggunakan bahasa yang berbeda dan singkat. Agar hasil rangkuman (ikhtisar) itu tidak menyimpang dari uraian aslinya, ide-ide pokok setiap paragraf jangan diabaikan.
Beberapa pegangan yang digunakan untuk membuat ringkasan dan rangkuman(ikhtisar) yang baik dan benar antara lain:
1.    Membaca Naskah Asli
Langkah awal yang harus dilakukan adalah seorang penulis ringkasan danrangkuman (ikhtisar) harus membaca naskah asli satu atau dua kali, bahkan dapatdiulang beberapa kali hingga diketahui kesan umum secara menyeluruh mengenai isidari naskah tersebut. Penulis juga perlu mengetahui maksud pengarang dan sudutpandang pengarang.
Agar dapat membantu penulis mencapai itu semua, maka judul dan daftar isi dapat menjadi acuan dalam karangan itu. Perincian daftar isi memiliki hubungan erat dengan judul sebuah karangan. Dan juga, alinea-alinea dalam karangan menunjang pokok-pokok yang terkandung dalam daftar isi. Maka dari itu, penulis sebaiknya memahami dengan baik daftar isi dari sebuah karangan sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kesan umum, maksud asli pengarang serta sudut pandang pengarang yang terdapat dalam karangan.

2.    Mencatat Gagasan Utama
Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli serta sudut  pandang pengarang, maka sekarang ia harus memperdalam dan mempertegas semua hal itu.Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah memahami kembali karangan bagiandemi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat gagasan-gagasan penting yangtersirat dalam bagian atau alinea itu.
Tujuan dari pencatatan itu ada dua, yang pertama untuk tujuan pengamatan agar memudahkan penulis pada waktu meneliti kembali apakah poko-pokok yangdicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan itu menjadi dasar bagi pengolahanselanjutnya. Yang terpenting tujuan dari pencatatan ini adalah agar tanpa adanya ikatan teks asli penulis mulai menulis kembali untuk meyusun sebuah ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) dengan menggunakan pokok-pokok yang telah dicatat.
Sama halnya langkah pertama yang menggunakan judul dan daftar isi sebagaipegangan, maka dalam pencatatan gagasan ini judul-judul bab, judul anak bab, danalenia yang harus dijadikan sasaran pencatatan, bahkan kalau perlu catat juga gagasan bawahan alenia yang betul-betul esensil untuk memperjelas gagasan utama tadi.Karena sifatnya hanya sebagai ilustrasi atau deskripsi untuk mejelaskan gagasan utama yang ada dalam alinea pertama maka perlu diperhatikan bahwa ada alinea yangdapat dihilangkan atau dihilangkan. Itu semua terjadi karena ada sebuah alineakedudukannya lebih penting daripada alinea yang mendahuluinya. Dalam hal inigagasan utama yang diambil dari rangkaian alinea terdapat dalam alinea utama,sedangkan alinea-alinea tambahan lainnya bisa diabaikan atau dirangkai menjadi satukalimat.
3.    Mengadakan Reproduksi
Dengan menggunakan kesan umum pada langkah pertama diatas dan catatan-catatan yang diperoleh dari langkah kedua diatas, maka seorang penulis sudah siap untuk memulai membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan yang dimaksud. Dalamringkasan urutan isi disesuaikan dengan urutan naskah asli dan harus menggunakan bahasa penulis karangan dan harus diurut. Sedangkan dalam rangkuman (ikhtisar)diperbolehkan untuk menggunakan bahasa sendiri, tetapi kalimat tersebut masih berhubungan dengan gagasan-gagasan pokok dalam karangan asli.
Apabila terdapat gagasan-gagasan di antara gagasan-gagasan yang telahdicatat masih terdapat gagasan yang kabur, maka penulis dapat melihat kembali isinaskah yang asli. Tetapi dalam membuat rangkuman (ikhtisar) sebaiknya kita tidak mempergunakan teks aslinya agar kita tidak tertarik memakai kalimat penulis darinaskah yang asli. Sebab kalimat dalam naskah asli hanya boleh digunakan apabila kalimat itu dianggap penting karena merupakan kaidah, kesimpulan, atau perumusanyang padat.
4.    Ketentuan Tambahan
Dengan membuat reproduksi, belum tentu pengarang sudah mengerjakansegala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Adapun bebrapa hal yang perludiperhatikan agar rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan dapat ditulis dengan baik,diantaranya:
a)    Sebaiknya dalam menyusun ringkasan dan rangkuman (ikhtisar)mempergunakan dalam kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.Kalimat majemuk menunjukkan bahwa ada dua gagasan atau lebihyang bersifat paralel. Bila ada kalimat majemuk telitilah kembaliapakah tidak mungkin dijadikan kalimat tunggal.

b)   Ringkaslah kalimat menjadi frase dan frase menjadi kata. Begitu pulajika rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatugagasan sentral saja. Tidak berarti cara kerja ringkasan hanyamerupakan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan kalimat-kalimat saja.

c)    Besarnya rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan tergantung jumlah alineadan topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yangmengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat dihilangkan,kecuali yang dianggap penting. Semua alinea semacam itu yang akandipertahankan karena dianggap penting, harus pula dipersingkat ataudigeneralisasi.

d)   Jika memungkinkan buanglah semua keterangan atau kata sifat yangada, meski terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masihdipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalamrangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalamnaskah.

e)    Pertahankan semua gagasan asli dan urutan naskahnya. Tetapi yangsudah dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang dibuat olehpenulis. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran penulisyang dimasukkan kedalam ringkasan dan rangkuman (ikhtisar).

f)    Agar dapat membedakan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan sebuahtulisan biasa (bahasa tidak langsung) dan sebuah pidato atau ceramah(bahasa langsung) yang menggunakan sudut pandang orang pertamatunggal atau jamak, maka ringkasan pidato atau ceramah itu harusditulis dengan sudut pandang orang ketiga. Bila diminta membuatrangkuman (ikhtisar) dan ringkasan atas suatu karangan yangmengandung dialog maka dialog itu harus diringkaskan juga dalam bentuk bahasa tak langsung.

g)   Dalam sebuah rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan ditentukan pulapanjangnya, maka dari itu anda harus membuat seperti apa yangdiminta bila diminta membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar)menjadi seperatus dari karangan asli anda harus membuat seperti itu.Agar memastikan apakah ringkasan dan yang dibuat sudah sepertiyang diminta silahkan hitung jumlah seluruh kata dalam karangankemudian bagilah dengan serarus. Hasil dari pembagian itulah yangmerupakan panjang karangan yang harus ditulis. Perhitungan jumlah kata ini bukan berarti seseorang menghitung secara riil jumlah katayang ada. Tapihanya suatu perkiraan yang dianggap mendekatikenyataan.
Misalnya, anda diharuskan meringkas suatu buku yang tebalnya 250halaman menjdi sepersepuluhnya, maka perhitungan yang harus andalakukan sebagai berikut.
1.    Panjang karangan asli (berupa kata) adalah: jumlah halaman xjumlah baris per halaman x jumlah kata per baris = 250 x 35 x9 kata = 78.750 kata.

2.    Panjang rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan berupa jumlahkata adalah: 78.750 : 10 = 7.785 kata. Panjang ringkasanberupa jumlah halaman ketikan adalah: jika kertas yangdipergunakan berukuran kuarto, jarak antar baris dua spasi,tiap baris rata-rata sembilan kata, pada halaman kertas kuartodapat diketik 25 baris dengan jarak dua spasi, maka: jumlahkata per halaman adalah: 25 x 9 kata = 225. Jumlah halamanyang diperlukan adalah 7.875 : 225 = 35 halaman.
C. Persamaan dan Perbedaan antara Rangkuman (ikhtisar) dan Ringkasan
Ringkasan sebaiknya dibedakan dari istilah-istilah lain yang pengertiannya tumpang-tindih yaitu rangkuman (ikhtisar), yang merupakan suatu bentuk penyajian yang singkat daribentuk aslinya. Meskipun dalam kenyataannya ringkasan dan rangkuman (ikhtisar), masihdianggap sama tetapi secara teknis ketiga istilah itu sebaiknya dibedakan maknanya.Selanjutnya akan kami bahas secara rinci yang dimaksud dengan ikhtisar.
Rangkuman (ikhtisar) menurut Juhara (2003) adalah penulisan pokok masalah yangpenulisnya tidak harus berurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa pembuatrangkuman (ikhtisar) tanpa mengubah tema sebuah wacana. Rangkuman (Ikhtisar) berfungsisebagai garis besar masalah dalam sebuah wacana yang berukuran pendek atau sedang.
Berikut ini adalah cara membuat rangkuman (ikhtisar):
1.    Membaca naskah asli beberapa kali
2.    Membaca kerangka bacaan dengan menuliskan pikiran utama atau pikiran pokok yangterdapat dalam naskah.
3.    Menulis rangkuman (ikhtisar).
• Persamaan Rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan.
 Persamaan antara rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan adalah sebagai berikut:
1)      Ketiganya memiliki persamaan dalam membuat cerita atau bacaan dengan caramengambil intisari atau ide pokok dari karangan yang kita baca menjadi lebih ringkas,jelas, padat, mudah dimengerti, dan dipahami oleh pembacanya.
2)      Dalam mencari topik atau kalimat utama atau gagasan utama dari suatu bacaan padasebuah buku.
3)      Dalam menyampaikann keindahan gaya bahasa, ilustrasi, serta penjelasan-penjelasanyang terperinci.
4)      Mempunyai langkah-langkah atau metodologi yang sama, yaitu:
a.       Bacalah naskah dua sampai beberapa kali
·         Cacatlah semua judul, semua topik.
·         Cocokkan catatan Anda dengan naskah aslib.
b.      Susunlah draf sementara dengan mempergunakan catatan diatas (janganmemakai naskah asli).
·         Periksa gaya, tata bahasa dan tanda baca.
·         Tulis kembali denagn rapi, mulai dari judul sampai dengan topik.
·         Periksa kembali apakah ada kesalahan.
·         Cocokkanlah jumlah kata dan selesaikanlah.
5)      Ketiganya juga memiliki tujuan. Penulis sebaiknya mengerti dan mengetahui isi bukuatau karangan dan mampu mengambil intisarinya.
6)      Ketiganya memiliki definisi yang tidak jauh berbeda yaitu merupakan ringkasanpendek dalam suatu cerita (cerita pendek, novel, roman, dan karya-karya sastra yanglainnya) atau karangan.
7)      Hubungan antara ketiganya sama halnya dengan hubungan antara sebuah kalimattopik dengan sebuah alinea.

Ø Perbedaan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan.
Perbedaan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan sebagai berikut:
Ringkasan:
·         Disusun secara proporsional dengan jumlah halaman yang diringkas.
·         Disusun secara urut dan sistematis.
·         Menggunakan gaya penulis buku yang diringkas.
·         Tanpa disisipi opini penulis ringkasan.Rangkuman (Ikhtisar):
·         Disusun hanya yang dianggap penting tanpa mempedulikan proporsional.
·         Menggunakan gaya penulis ikhtisar.
·         Sering disisipi opini penulis ikhtisar atau wawasan lain.
·         Tulisan menggunakan gaya bahasa penulis .
·         Biasa diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli.
D. Contoh Ringkasan dan Rangkuman (ikhtisar)
Contoh rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan :Perhatikan teks berikut!
Lebah Madu
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, dipohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia," kemudian makanlah daritiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan(bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yangdemikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yangmemikirkan. (QS. An Nahl, 16:68-69)
Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuhmanusia, tetapi sedikit sekali manusia yang menyadari sifat-sifat luar biasa dari sang penghasilnya, yaitu lebah madu. Sebagaimana kita ketahui, sumber makanan lebah adalahsari madu bunga (nektar), yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh karena itulah, lebah mencampur nektar yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan cairan khusus yangdikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini menghasilkan zat bergizi yang baru -yaitu madu-dan menyimpannya untuk musim dingin mendatang.
Sungguh menarik untuk dicermati bahwa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya mereka butuhkan. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kitaadalah: mengapa lebah tidak menghentikan pembuatan dalam jumlah berlebih ini, yangtampaknya hanya membuang-buang waktu dan tenaga? Jawaban untuk pertanyaan initersembunyi dalam kata "wahyu [ilham]" yang telah diberikan kepada lebah, sepertidisebutkan dalam ayat tadi.
Lebah menghasilkan madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga untuk manusia. Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayanimanusia; sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari kendatipun tidak membutuhkannya dan sapi yang menghasilkan susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya.
(dikutip dari harunyahya.com)
Contoh Rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan “Lebah Madu” :
1.      Madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh manusia.
2.      Sumber makanan lebah adalah sari madu bunga (nektar), yang tidak dijumpai padamusim dingin.
3.      Lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya mereka butuhkan.
4.      Lebah menghasilkan madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga untuk manusia.
Contoh rangkuman (Ikhtisar) “Lebah Madu” :
Lebah merupakan hewan penghasil madu yang mana sebagai sumber makananpenting bagi tubuh manusia. Sumber makanan lebah berasal dari sari madu bunga (nektar),yang tidak dapat dijumpai pada musim dingin. Apabila dicermati lebah menyimpan madutidak hanya untuk dirinya sendiri sehingga lebah menyimpan madu lebih banyak dari yangmereka butuhkan. Hal ini telah dijelaskan dalam surat An-Nahl ayat 68-69.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.      Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkanperbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankandalam bentuknya yang singkat.
2.      Tujuan dari membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan ini agar dapat membantuseseorang dalam membaca dan juga memahami sebuah buku dalam waktu yang relatif singkat sehingga menghemat waktu.
3.      Terdapat beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik danteratur diantaranya: membaca naskah asli, mencatat gagasan utama, mengadakanreproduksi, dan ketentuan tambahan.
4.      Rangkuman (ikhtisar) merupakan penulisan pokok masalah yang penulisnya tidak harusberurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa pembuat ikhtisar tanpamengubah tema sebuah wacana.
5.      Antara rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan memiliki banyak persamaan, salah satudiantaranya ialah dalam membuat cerita atau bacaan dengan cara mengambil intisari atauide pokok dari karangan yang kita baca menjadi lebih ringkas, jelas, padat, mudahdimengerti, dan dipahami oleh pembacanya.
6.      Dan juga diantara keduanya memiliki perbedaan, salah satu diataranya yaitu padarangkuman (ikhtisar) dan ringkasan menggunakan gaya penulis buku yang diringkas.Pada ikhtisar mengngunakan gaya penulis ikhtisar, dan pada menggunakan gaya penulis .

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dan Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Akademika Pressindo:Jakarta. 
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Ikrar Mandiriabadi:Jakarta.
Sahara, Siti dkk. 2010. Keterampilan Berbahasa Indonesia. FITK UIN:Jakarta.
Tukan, Paulus. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia. Yudhistira:Jakarta.