Minggu, 15 Mei 2011

Bahasa Indonesia 2 (softskill) - Ringkasan dan Rangkuman


NAMA                        : HUSNIA ALFAINI
KELAS                       : 3EA10
NPM                           : 10208600
MATA KULIAH       : SOFTSKILL BAHASA INDONESIA 2

RINGKASAN DAN RANGKUMAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini, sangat dibutuhkan generasi muda yang berintelektual. Dengan maraknya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), menyebabkan kita dengansecara tidak langsung ikut serta dalam pengembangan negara untuk menjadikan negara yang lebih maju atau negara berkembang. Maka dari itu, kita harus meningkatkan generasi muda yang cinta akan membaca buku. Dengan begitu dapat meningkatkan pengetahuan, sehingga terciptanya generasi yang berintelek.
Salah satu solusi dalam hal ini adalah meningkatkan minat baca generasi dengan adanya pembuatan ikhtisar maupun rangkuman dan ringkasan dari sebuah buku atau karya ilmiah lainnya. Dengan adanya rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan mereka akan tertarik untuk membuat buku tanpa harus membaca terlebih dahulu isi dari kesimpulan buku atau karya ilmiah tersebut.
B. Permasalahan
Masalah yang kami bahas dalam makalah ini kami batasai sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan rangkuman rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan?
2. Apa tujuan dari merangkum dan meringkas suatu tulisan maupun buku?
3. Bagaimana tata cara merangkum dan meringkas dengan baik?
4. Apa saja persamaan dan perbedaan antara rangkuman (ikhtisar), ringkasan?

BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian Ringkasan dan Rangkuman (ikhtisar)
Ringkasan memiliki banyak pengertian, diantaranya ringkasan (Precis yang berarti memotong atau memangkas) adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk singkat. Sedangkan menurut Asmi (2004), Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat. 
Ringkasan berasal dari bentuk dasar “ringkas” yang berarti singkat, pendek daribentuk yang panjang. Hal ini dipakai untuk mengatakan suatu bentuk karangan panjang yangdihadirkan dalam jumlah singkat. Suatu ringkasan disajikan dalam bentuk yang lebih pendek dari tulisan aslinya dengan berpedoman pada keutuhan topik dan gagasan yang ada di dalamtulisan aslinya yang panjang itu.
Rangkuman (ikhtisar) merupakan hasil kegiatan merangkum. Rangkuman (ikhtisar) dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan rangkuman (ikhtisar) nya (Djuharni, 2001). Rangkuman (ikhtisar) dapat pula diartikan sebagai hasil merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yang terpencar dalam bentuk pokok-pokoknya saja.
Seorang yang membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan menulis dengan menggunakan kata yang dibuatnya sendiri. Jadi, ia tidak boleh memulai ringkasannya dengan kalimat seperti: “Dalam alinea/Dalam karangan ini pengarang berkata . . .” dsb. Ia harus langsung saja memulainya dengan meringkas kalimat-kalimat, alinea-alinea, bagian-bagiandan seterusnya.
A. Tujuan Membuat Ringkasan dan Rangkuman (ikhtisar)
Ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) dibuat untuk memendekkan sebuah karangan yang panjang. Seseorang yang akan membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) harusmemilah-milah mana gagasan utama dan gagasan tambahan. Karena tujuan ringkasan danrangkuman (ikhtisar) adalah memahami dan mengetahui isi dari sebuah buku, sehinggadiperlukan latihan-latihan untuk membimbing seseorang agar dapat membaca karangan dengan cepat. Jadi salah satu tujuan dari membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yaitu untuk membantu seseorang agar bisa membaca sebuah buku dalam waktu singkat dan menghemat waktu.
Seorang penulis ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) tidak akan membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang baik bila ia kurang teliti dalam membaca dan tidak dapat membeda-bedakan gagasan utama dan gagasan tambahan. Kemampuan dalam membedakan tingkat-tingkat gagasan itu akan membantunya untuk mengasah kemampuan dalam gayabahasa, dan menghindari pemakaian uraian panjang lebar yang mungkin masuk di dalamkarangan tersebut.
B. Cara Membuat Ringkasan dan rangkuman (ikhtisar)
Bagi mereka yang sudah terbiasa dalam membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar), biasanya tahu cara membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang baik. Tetapi disamping itu perlu untuk memberikan beberapa patokan sebagai pegangan, khususnya bagi mereka yang belum pernah melakukan itu atau baru untuk memulainya. Setelah terbiasa,mungkin beberapa patokan itu juga tidak akan diperlukan lagi.
Hal yang harus diperhatikan di dalam membuat rangkuman (ikhtisar) adalah penggunaanbahasa yang digunakan di dalam rangkuman (ikhtisar). Bahasa rangkuman (ikhtisar) harus berbeda dengan bahasa asli penulis buku yang dirangkum. Akan tetapi, bahasa rangkuman (ikhtisar) yangdibuat bertolak dari ide pokok pengarang yang tertuang dalam setiap paragraf atau bacaan. Dengan demikian, jika akan merangkum uraian pengarang dari suatu paragraf, penulis terlebih dahulu perlu menemukan ide pokok yang terdapat di dalam paragraf tersebut, kemudian diungkap ulang denganmenggunakan bahasa yang berbeda dan singkat. Agar hasil rangkuman (ikhtisar) itu tidak menyimpang dari uraian aslinya, ide-ide pokok setiap paragraf jangan diabaikan.
Beberapa pegangan yang digunakan untuk membuat ringkasan dan rangkuman(ikhtisar) yang baik dan benar antara lain:
1.    Membaca Naskah Asli
Langkah awal yang harus dilakukan adalah seorang penulis ringkasan danrangkuman (ikhtisar) harus membaca naskah asli satu atau dua kali, bahkan dapatdiulang beberapa kali hingga diketahui kesan umum secara menyeluruh mengenai isidari naskah tersebut. Penulis juga perlu mengetahui maksud pengarang dan sudutpandang pengarang.
Agar dapat membantu penulis mencapai itu semua, maka judul dan daftar isi dapat menjadi acuan dalam karangan itu. Perincian daftar isi memiliki hubungan erat dengan judul sebuah karangan. Dan juga, alinea-alinea dalam karangan menunjang pokok-pokok yang terkandung dalam daftar isi. Maka dari itu, penulis sebaiknya memahami dengan baik daftar isi dari sebuah karangan sehingga lebih mudah untuk mendapatkan kesan umum, maksud asli pengarang serta sudut pandang pengarang yang terdapat dalam karangan.

2.    Mencatat Gagasan Utama
Jika penulis sudah mengetahui kesan umum, maksud asli serta sudut  pandang pengarang, maka sekarang ia harus memperdalam dan mempertegas semua hal itu.Hal yang harus dilakukan selanjutnya adalah memahami kembali karangan bagiandemi bagian, alinea demi alinea sambil mencatat gagasan-gagasan penting yangtersirat dalam bagian atau alinea itu.
Tujuan dari pencatatan itu ada dua, yang pertama untuk tujuan pengamatan agar memudahkan penulis pada waktu meneliti kembali apakah poko-pokok yangdicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan itu menjadi dasar bagi pengolahanselanjutnya. Yang terpenting tujuan dari pencatatan ini adalah agar tanpa adanya ikatan teks asli penulis mulai menulis kembali untuk meyusun sebuah ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) dengan menggunakan pokok-pokok yang telah dicatat.
Sama halnya langkah pertama yang menggunakan judul dan daftar isi sebagaipegangan, maka dalam pencatatan gagasan ini judul-judul bab, judul anak bab, danalenia yang harus dijadikan sasaran pencatatan, bahkan kalau perlu catat juga gagasan bawahan alenia yang betul-betul esensil untuk memperjelas gagasan utama tadi.Karena sifatnya hanya sebagai ilustrasi atau deskripsi untuk mejelaskan gagasan utama yang ada dalam alinea pertama maka perlu diperhatikan bahwa ada alinea yangdapat dihilangkan atau dihilangkan. Itu semua terjadi karena ada sebuah alineakedudukannya lebih penting daripada alinea yang mendahuluinya. Dalam hal inigagasan utama yang diambil dari rangkaian alinea terdapat dalam alinea utama,sedangkan alinea-alinea tambahan lainnya bisa diabaikan atau dirangkai menjadi satukalimat.
3.    Mengadakan Reproduksi
Dengan menggunakan kesan umum pada langkah pertama diatas dan catatan-catatan yang diperoleh dari langkah kedua diatas, maka seorang penulis sudah siap untuk memulai membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan yang dimaksud. Dalamringkasan urutan isi disesuaikan dengan urutan naskah asli dan harus menggunakan bahasa penulis karangan dan harus diurut. Sedangkan dalam rangkuman (ikhtisar)diperbolehkan untuk menggunakan bahasa sendiri, tetapi kalimat tersebut masih berhubungan dengan gagasan-gagasan pokok dalam karangan asli.
Apabila terdapat gagasan-gagasan di antara gagasan-gagasan yang telahdicatat masih terdapat gagasan yang kabur, maka penulis dapat melihat kembali isinaskah yang asli. Tetapi dalam membuat rangkuman (ikhtisar) sebaiknya kita tidak mempergunakan teks aslinya agar kita tidak tertarik memakai kalimat penulis darinaskah yang asli. Sebab kalimat dalam naskah asli hanya boleh digunakan apabila kalimat itu dianggap penting karena merupakan kaidah, kesimpulan, atau perumusanyang padat.
4.    Ketentuan Tambahan
Dengan membuat reproduksi, belum tentu pengarang sudah mengerjakansegala sesuatunya dengan sebaik-baiknya. Adapun bebrapa hal yang perludiperhatikan agar rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan dapat ditulis dengan baik,diantaranya:
a)    Sebaiknya dalam menyusun ringkasan dan rangkuman (ikhtisar)mempergunakan dalam kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.Kalimat majemuk menunjukkan bahwa ada dua gagasan atau lebihyang bersifat paralel. Bila ada kalimat majemuk telitilah kembaliapakah tidak mungkin dijadikan kalimat tunggal.

b)   Ringkaslah kalimat menjadi frase dan frase menjadi kata. Begitu pulajika rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatugagasan sentral saja. Tidak berarti cara kerja ringkasan hanyamerupakan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan kalimat-kalimat saja.

c)    Besarnya rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan tergantung jumlah alineadan topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yangmengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat dihilangkan,kecuali yang dianggap penting. Semua alinea semacam itu yang akandipertahankan karena dianggap penting, harus pula dipersingkat ataudigeneralisasi.

d)   Jika memungkinkan buanglah semua keterangan atau kata sifat yangada, meski terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masihdipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalamrangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalamnaskah.

e)    Pertahankan semua gagasan asli dan urutan naskahnya. Tetapi yangsudah dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar) yang dibuat olehpenulis. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran penulisyang dimasukkan kedalam ringkasan dan rangkuman (ikhtisar).

f)    Agar dapat membedakan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan sebuahtulisan biasa (bahasa tidak langsung) dan sebuah pidato atau ceramah(bahasa langsung) yang menggunakan sudut pandang orang pertamatunggal atau jamak, maka ringkasan pidato atau ceramah itu harusditulis dengan sudut pandang orang ketiga. Bila diminta membuatrangkuman (ikhtisar) dan ringkasan atas suatu karangan yangmengandung dialog maka dialog itu harus diringkaskan juga dalam bentuk bahasa tak langsung.

g)   Dalam sebuah rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan ditentukan pulapanjangnya, maka dari itu anda harus membuat seperti apa yangdiminta bila diminta membuat ringkasan dan rangkuman (ikhtisar)menjadi seperatus dari karangan asli anda harus membuat seperti itu.Agar memastikan apakah ringkasan dan yang dibuat sudah sepertiyang diminta silahkan hitung jumlah seluruh kata dalam karangankemudian bagilah dengan serarus. Hasil dari pembagian itulah yangmerupakan panjang karangan yang harus ditulis. Perhitungan jumlah kata ini bukan berarti seseorang menghitung secara riil jumlah katayang ada. Tapihanya suatu perkiraan yang dianggap mendekatikenyataan.
Misalnya, anda diharuskan meringkas suatu buku yang tebalnya 250halaman menjdi sepersepuluhnya, maka perhitungan yang harus andalakukan sebagai berikut.
1.    Panjang karangan asli (berupa kata) adalah: jumlah halaman xjumlah baris per halaman x jumlah kata per baris = 250 x 35 x9 kata = 78.750 kata.

2.    Panjang rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan berupa jumlahkata adalah: 78.750 : 10 = 7.785 kata. Panjang ringkasanberupa jumlah halaman ketikan adalah: jika kertas yangdipergunakan berukuran kuarto, jarak antar baris dua spasi,tiap baris rata-rata sembilan kata, pada halaman kertas kuartodapat diketik 25 baris dengan jarak dua spasi, maka: jumlahkata per halaman adalah: 25 x 9 kata = 225. Jumlah halamanyang diperlukan adalah 7.875 : 225 = 35 halaman.
C. Persamaan dan Perbedaan antara Rangkuman (ikhtisar) dan Ringkasan
Ringkasan sebaiknya dibedakan dari istilah-istilah lain yang pengertiannya tumpang-tindih yaitu rangkuman (ikhtisar), yang merupakan suatu bentuk penyajian yang singkat daribentuk aslinya. Meskipun dalam kenyataannya ringkasan dan rangkuman (ikhtisar), masihdianggap sama tetapi secara teknis ketiga istilah itu sebaiknya dibedakan maknanya.Selanjutnya akan kami bahas secara rinci yang dimaksud dengan ikhtisar.
Rangkuman (ikhtisar) menurut Juhara (2003) adalah penulisan pokok masalah yangpenulisnya tidak harus berurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa pembuatrangkuman (ikhtisar) tanpa mengubah tema sebuah wacana. Rangkuman (Ikhtisar) berfungsisebagai garis besar masalah dalam sebuah wacana yang berukuran pendek atau sedang.
Berikut ini adalah cara membuat rangkuman (ikhtisar):
1.    Membaca naskah asli beberapa kali
2.    Membaca kerangka bacaan dengan menuliskan pikiran utama atau pikiran pokok yangterdapat dalam naskah.
3.    Menulis rangkuman (ikhtisar).
• Persamaan Rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan.
 Persamaan antara rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan adalah sebagai berikut:
1)      Ketiganya memiliki persamaan dalam membuat cerita atau bacaan dengan caramengambil intisari atau ide pokok dari karangan yang kita baca menjadi lebih ringkas,jelas, padat, mudah dimengerti, dan dipahami oleh pembacanya.
2)      Dalam mencari topik atau kalimat utama atau gagasan utama dari suatu bacaan padasebuah buku.
3)      Dalam menyampaikann keindahan gaya bahasa, ilustrasi, serta penjelasan-penjelasanyang terperinci.
4)      Mempunyai langkah-langkah atau metodologi yang sama, yaitu:
a.       Bacalah naskah dua sampai beberapa kali
·         Cacatlah semua judul, semua topik.
·         Cocokkan catatan Anda dengan naskah aslib.
b.      Susunlah draf sementara dengan mempergunakan catatan diatas (janganmemakai naskah asli).
·         Periksa gaya, tata bahasa dan tanda baca.
·         Tulis kembali denagn rapi, mulai dari judul sampai dengan topik.
·         Periksa kembali apakah ada kesalahan.
·         Cocokkanlah jumlah kata dan selesaikanlah.
5)      Ketiganya juga memiliki tujuan. Penulis sebaiknya mengerti dan mengetahui isi bukuatau karangan dan mampu mengambil intisarinya.
6)      Ketiganya memiliki definisi yang tidak jauh berbeda yaitu merupakan ringkasanpendek dalam suatu cerita (cerita pendek, novel, roman, dan karya-karya sastra yanglainnya) atau karangan.
7)      Hubungan antara ketiganya sama halnya dengan hubungan antara sebuah kalimattopik dengan sebuah alinea.

Ø Perbedaan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan.
Perbedaan rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan sebagai berikut:
Ringkasan:
·         Disusun secara proporsional dengan jumlah halaman yang diringkas.
·         Disusun secara urut dan sistematis.
·         Menggunakan gaya penulis buku yang diringkas.
·         Tanpa disisipi opini penulis ringkasan.Rangkuman (Ikhtisar):
·         Disusun hanya yang dianggap penting tanpa mempedulikan proporsional.
·         Menggunakan gaya penulis ikhtisar.
·         Sering disisipi opini penulis ikhtisar atau wawasan lain.
·         Tulisan menggunakan gaya bahasa penulis .
·         Biasa diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli.
D. Contoh Ringkasan dan Rangkuman (ikhtisar)
Contoh rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan :Perhatikan teks berikut!
Lebah Madu
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, dipohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia," kemudian makanlah daritiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan(bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yangdemikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yangmemikirkan. (QS. An Nahl, 16:68-69)
Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuhmanusia, tetapi sedikit sekali manusia yang menyadari sifat-sifat luar biasa dari sang penghasilnya, yaitu lebah madu. Sebagaimana kita ketahui, sumber makanan lebah adalahsari madu bunga (nektar), yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh karena itulah, lebah mencampur nektar yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan cairan khusus yangdikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini menghasilkan zat bergizi yang baru -yaitu madu-dan menyimpannya untuk musim dingin mendatang.
Sungguh menarik untuk dicermati bahwa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya mereka butuhkan. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kitaadalah: mengapa lebah tidak menghentikan pembuatan dalam jumlah berlebih ini, yangtampaknya hanya membuang-buang waktu dan tenaga? Jawaban untuk pertanyaan initersembunyi dalam kata "wahyu [ilham]" yang telah diberikan kepada lebah, sepertidisebutkan dalam ayat tadi.
Lebah menghasilkan madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga untuk manusia. Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayanimanusia; sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir setiap hari kendatipun tidak membutuhkannya dan sapi yang menghasilkan susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya.
(dikutip dari harunyahya.com)
Contoh Rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan “Lebah Madu” :
1.      Madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh manusia.
2.      Sumber makanan lebah adalah sari madu bunga (nektar), yang tidak dijumpai padamusim dingin.
3.      Lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya mereka butuhkan.
4.      Lebah menghasilkan madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga untuk manusia.
Contoh rangkuman (Ikhtisar) “Lebah Madu” :
Lebah merupakan hewan penghasil madu yang mana sebagai sumber makananpenting bagi tubuh manusia. Sumber makanan lebah berasal dari sari madu bunga (nektar),yang tidak dapat dijumpai pada musim dingin. Apabila dicermati lebah menyimpan madutidak hanya untuk dirinya sendiri sehingga lebah menyimpan madu lebih banyak dari yangmereka butuhkan. Hal ini telah dijelaskan dalam surat An-Nahl ayat 68-69.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.      Ringkasan merupakan penyajian singkat dari suatu karangan asli, sedangkanperbandingan bagian atau bab dari karangan asli secara proposional tetap dipertahankandalam bentuknya yang singkat.
2.      Tujuan dari membuat rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan ini agar dapat membantuseseorang dalam membaca dan juga memahami sebuah buku dalam waktu yang relatif singkat sehingga menghemat waktu.
3.      Terdapat beberapa pegangan yang dipergunakan untuk membuat ringkasan yang baik danteratur diantaranya: membaca naskah asli, mencatat gagasan utama, mengadakanreproduksi, dan ketentuan tambahan.
4.      Rangkuman (ikhtisar) merupakan penulisan pokok masalah yang penulisnya tidak harusberurutan, boleh secara acak atau disajikan dalam bahasa pembuat ikhtisar tanpamengubah tema sebuah wacana.
5.      Antara rangkuman (ikhtisar) dan ringkasan memiliki banyak persamaan, salah satudiantaranya ialah dalam membuat cerita atau bacaan dengan cara mengambil intisari atauide pokok dari karangan yang kita baca menjadi lebih ringkas, jelas, padat, mudahdimengerti, dan dipahami oleh pembacanya.
6.      Dan juga diantara keduanya memiliki perbedaan, salah satu diataranya yaitu padarangkuman (ikhtisar) dan ringkasan menggunakan gaya penulis buku yang diringkas.Pada ikhtisar mengngunakan gaya penulis ikhtisar, dan pada menggunakan gaya penulis .

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dan Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Akademika Pressindo:Jakarta. 
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Ikrar Mandiriabadi:Jakarta.
Sahara, Siti dkk. 2010. Keterampilan Berbahasa Indonesia. FITK UIN:Jakarta.
Tukan, Paulus. 2006. Mahir Berbahasa Indonesia. Yudhistira:Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar