Minggu, 21 November 2010

Jurnal Metode Riset Bab 4

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis Regresi

Untuk mengetahui pengaruh faktor pendidikan, faktor penghasilan, faktor harga, faktor kualitas, faktor distribusi dan faktor promosi secara bersama-sama terhadap perilaku konsumen sarung, digunakan analisis kuantitatif dengan metode regresi linier berganda, dan hasilnya dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 1.

Hasil Regresi Berganda Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian Sarung

Variabel Tergantung

(Y)

Variabel Bebas

(Xn)

Koefisien Regresi

thitung

ttabel α=0.05

PROB

r2

Partial

Kesimpulan

PERILAKU KONSUMEN

Pendidikan

(X1)

0,9824

3,464

1,960

0,00065

0,0585

th > tt ––>

Signifikan

Penghasilan

(X2)

0,7288

3,642

1,960

0,00035

0,0643

th > tt ––>

Signifikan

Harga (X3)

1,2899

-5,167

1,960

0,00000

0,1215

th > tt ––>

Signifikan

Kualitas (X4)

0,6920

2,328

1,960

0,02096

0,0273

th > tt ––>

Signifikan

Distribusi (X5)

0,8037

1,992

1,960

0,04778

0,0201

th > tt ––>

Signifikan

Promosi (X6)

0,7757

2,062

1,960

0,04051

0,0216

th > tt ––>

Signifikan

R Squarred = 0,5188 Fhitung = 34,677

Adjusted R.Square = 0,5038 Ftabel = 2,14

Multiple R = 0,7203 Probabilitas = 0,000 E + 00

Constanta = 2,2281 DW = 1,9970

Hasil Persamaan Regresi adalah :

Y = 2,2281 + 0,9824 X1 + 0,7288 X2 – 1,2899 X3 + 0,6920 X4 + 0,8037 X5 + 0,7757 X6

Berdasarkan Tabel 1, faktor pendidikan, faktor penghasilan, faktor kualitas, faktor distribusi dan faktor promosi mempunyai hubungan positif dengan perilaku konsumen, sedangkan faktor harga mempunyai hubungan negatif dengan perilaku konsumen.

Hubungan positif ini menunjukkan bahwa faktor pendidikan, faktor penghasilan, faktor kualitas, faktor distribusi dan faktor promosi berubah searah dengan perubahan perilaku konsumen sarung. Hubungan negatif menunjukkan bahwa faktor harga berubah berlawanan arah dengan perubahan perilaku konsumen air minum mineral.

Dengan membandingkan antara t-hitung masing-masing variabel bebas ternyata thitung > ttabel, berarti variabel-variabel bebas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel tergantung.

Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan perlu dilakukan evaluasi ekonometri terhadap model persamaan regresi agar memenuhi syarat sebagai Best Linier Un beased Estimator (BLUE).

a. Uji Multikolinieritas. Dalam penelitian ini terbukti tidak terdapat multikolinieritas, karena koefisien korelasi antara variabel bebas di bawah 0,08. b. Uji Heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, korelasi dari masing-masing variabel bebas dengan variabel residual masih di bawah 0,80. Jadi bisa ditoleransi dari model analisis regresi yang ditemukan ini dapat digunakan untuk estimasi pengambilan keputusan.

c. Uji Autokorelasi. Dalam penelitian ini untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi digunakan metode uji Durbin Watson, diperoleh hasil uji D-W sebesar 1,9970. Ini berarti berada pada daerah tidak ada autokorelasi. Dengan demikian melalui evaluasi ekonomitrika telah terpenuhi tiga syarat asumsi klasik, sehingga model telah dapat digunakan untuk melakukan estimasi dengan analisis regresi linier berganda terhadap keadaan masa mendatang dan masa lalu.

Pengujian Hipotesis I (uji F) atau Pengujian Hipotesis Pertama

Berdasarkan hasil perhitungan regresi berganda, nilai Fhitung = 34.67 berarti lebih besar dari Ftabel = 2.14 dengan probabilitas 0.000 <>2) 0.5188 atau 51.88%, ternyata factor-faktor pendidikan, penghasilan, harga, kualitas dan promosi mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap perilaku konsumen sarung. Ini berarti hipotesis pertama terbukti.

Uji Parsial II (uji t) atau Pengujian Hipotesis Kedua

Dari keenam variabel bebas, berdasarkan angka-angka r2 parsial mempunyai kontribusi paling tinggi adalah variabel harga. Jadi hipotesis kedua yang berbunyi harga mempunyai pengaruh yang dominan terhadap perilaku konsumen telah terbukti.

Pembahasan Hasil Analisis

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral

Analisis hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel-variabel secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen. Ini bisa dilihat dari nilai Fhitung (34.677) lebih besar dari Ftabel (2,14).

Hubungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel tergantung menunjukkan hubungan yang erat (72,03%). Koefisien determinasi berganda sebesar 51,88% menunjukkan bahwa perilaku konsumen dijelaskan oleh pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi sebesar 51,88%. Sedangkan 48,12% ditentukan oleh variabel diluar model.

Tingginya pengaruh di luar model karena benyaknya sebab faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu: (a) faktor sosial, budaya; (b) Faktor referensi (misal keluarga, teman); (c) Faktor psikologis, (motivasi, sikap, kebudayaan, persepsi); (d) Kepuasan di masa lalu.

2. Pengaruh masing-masing faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen air minum mineral

a. Pengaruh pendidikan (X1) terhadap perilaku konsumen

Menurut hasil perhitungan statistic, ternyata bahwa factor pendidikan mempunyai hubungan positif atau searah, hal ini berarti bila pendidikan ditingkatkan, maka perilaku konsumen dalam pembelian sarung juga meningkat

Berdasarkan pengolahan data dihasilkan thitung = 3.464 lebih besar dari ttabel = 1.960. Ini berarti pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan.

Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka pengetahuan terhadap kesehatan semakin tinggi, sehingga mereka cenderung untuk lebih selektif dalam memilih air minum yang bebas kuman. Hal inilah mengakibatkan pola pembelian ulang memiliki arah yang positif terhadap pembelian .

b. Pengaruh penghasilan (X2) terhadap perilaku konsumen

Koefisien regresi variabel penghasilan menunjukkan angka positif berarti memiliki hubungan positif atau searah dengan perilaku konsumen (Y). artinya bila total penghasilan responden meningkat maka perilaku konsumen terhadap pembelian sarung juga meningkat.

Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan thitung = 3.642 lebih besar dari ttabel = (1,960) artinya mempunyai pengaruh yang signifikan.

Semakin tinggi tingkat penghasilan, akan cenderung untuk membeli sarung kembali, karena daya beli yang dimiliki cukup tinggi.

c. Pengaruh harga (X3) terhadap perilaku konsumen

Koefisien regresi variabel harga menunjukkan angka positif, berarti bila harga sarung menurun, maka perilaku konsumen (pembelian ulang) terhadap pembelian sarung akan meningkat. Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan thitung = -5,167 <>tabel = -1,960, mempunyai pengaruh yang signifikan. Tingkat persaingan yang tinggi antara perusahaan-perusahaan yang memproduksi sarung membuat konsumen sensitif terhadap harga (perbedaan harga jual sarung sangat tipis), sehingga bila harga dinaikkan, maka konsumen cenderung untuk berpindah ke merk lain, artinya bila harga meningkat pembelian ulang menurun.

d. Pengaruh kualitas (X4) terhadap perilaku konsumen

Koefisien regresi dari variabel kualitas menunjukkan angka yang bertanda positidf ini berarti, bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah searah, artinya bila kualitas ditingkatkan, maka perilaku konsumen untuk melakukan pembelian sarung juga akan meningkat.

Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan thitung = 2.328 lebih besar dari ttabel = (1,960), mempunyai pengaruh yang signifikan.

Air minum merupakan kebutuhan pokok, sehingga kualitas sarung sangat dipertimbangkan oleh konsumen. Konsumen mempertimbangkan masalah kualitas.

e. Pengaruh distribusi (X5) terhadap perilaku konsumen

Koefisian regresi dari variabel distribusi sebesar 0,8037. Dengan angka yang bertanda positif ini, berarti bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah searah, artinya bila distribusi ditingkatkan, dalam arti perusahaan berusaha untuk memudahkan konsumen agar sarung dapat dibeli di mana saja konsumen berada. Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan thitung = 1,992 > ttabel = 1,960, memberikan pengaruh yang signifikan. Semakin baik distribusi (semakin tersedia air minum mineral di mana-mana), maka kemudahan untuk mendapatkannya semakin tinggi. Hal ini mempengaruhi pembelian air minum tersebut. Tingginya persaingan yang ada telah membuat perusahaan yang memproduksi air minum mineral berusaha untuk menyediakan produknya sedekat mungkin dengan konsumen, sehingga bila suatu merk sarung tidak tersedia (sulit mendapatkan) maka konsumen dengan mudah bisa berpindah ke merk lain.

f. Pengaruh Motivasi (X6) terhadap perilaku konsumen

Koefisian regresi dari variabel promosi menunjukkan angka yang bertanda positif, ini berarti bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah searah, artinya bila promosi yang dilakukan oleh perusahaan ditingkatkan, maka perilaku konsumen untuk melakukan pembelian sarung juga meningkat. Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan thitung = 2,062 > ttabel = 1,960, memberikan pengaruh yang signifikan. Promosi dapat menciptakan kesadaran konsumen terhadap suatu produk. Promosi yang baik (menyampaikan keunggulan produk) akan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut. Hal ini mempengaruhi pembelian ulang konsumen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar